Kultur
Ekspresi Iman Hari Pengucapan Syukur, Ruang Gereja GMIM Koinonia Ranomea Penuh Hasil Tani
Amurang, inforakyatnews.com – Dua pohon musa sinensis (pisang raja) berdiri di depan pintu gerbang gedung gereja, lengkap dengan tandan buahnya.
Di dalam ruang gereja, berdiri juga 4 pohon lainnya. Dua pohon berdiri di sisi kanan dan kiri. Dua pohon lainnya terpampang berdiri di area mimbar, seolah mendampingi dan membuat teduh Sang Penyampai Injil Kristus (Pendeta, -red).
Di depan mimbar, 3 daun livistona chinensis (woka) terbuka lebar. Berdiri tiga sisi. Di sisi tengah, berbagai macam hasil bumi diletakan. Kelapa, pepaya, ubi, jagung, hingga cengkih dan lainnya, menjadi simbol kolekta, sebagai syukur atas berkat dan rahmat Allah di tanah jemaat. Dua woka di sisi kiri dan kanan, menempel di belakang kotak kayu, tempat jemaat membawah sedekah.
Pemandangan ruang gereja itu menambah esensi hari pengucapan syukur yang saat ini dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Selatan, Minggu 14 Juli 2024.
Diketahui, dekorasi ruang gereja dalam rangka hari pengucapan syukur ini merupakan hasil kreativitas pemuda dan remaja jemaat GMIM Koinonia Ranomea itu sendiri.
Ketua Komisi Pemuda GMIM Koinonia Ranomea, Penatua Parte Polii kepada media ini mengatakan, dekorasi tersebut dalam rangka memaknai hari pengucapan syukur.
Parte bilang, maksud dari wujud itu ialah menampilkan bahwa gereja yang mengucap syukur atas setiap pemeliharaan Tuhan dan setiap berkat Tuhan yang diberi kepada kita melalui setiap pekerjaaan jemaat yang ada.
“Hasil pekerjaan itu torang bawa di gereja untuk dipersembahkan kepada Tuhan, dan untuk dekorasi itu torang ambe dari hasil-hasil yang Tuhan kase dari torang pe usaha,” ujar Penatua Pemuda GMIM Koinonia Ranomea yang juga sebagai Ketua Pemuda Wilayah Amurang III itu.
Seperti diketahui, hari pengucapan syukur merupakan tradisi orang-orang Minahasa yang diwarisi turun-temurun dari masa lampau.
Tradisi itu merupakan wujud ekspresi iman kepada Sang Khalik, Sang pemilik sumber kehidupan atas berkat dan anugerahnya. Tradisi ini kemudian bertransformasi mengikuti konteks zaman.
Dr Ivan Kaunang SS MHum menjelaskan, hari pengucapan syukur diadopsi dari tradisi Rumages yang kemudian mengalami trasformasi di kemudian hari, terutama ketika kekristenan masuk ke tanah Minahasa.
“Pengucapan syukur itu bertrasformasi dari tradisi tua Minahasa, dan menjadi lebih kental ketika Kristen masuk. Dari perspektif kebudayaan, tradisi itu memang mengikuti perkembangan zaman. Beda generasi, beda juga wujud ekspresinya,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi yang juga adalah Ketua Kearsipan Sinode GMIM itu.
Kaunang menilai, dalam proses bertrasformasi ini, ada sesuatu yang hilang dari perayaan pengucapan syukur itu.
“Budaya leluri atau tutur itu terputus sehingga makna sesungguhnya dari pengucapan syukur banyak yang tidak dipahami oleh generasi kemudian. Persoalan lain, karena terjadi interaksi, pemerintah mulai ambil alih perayaan ini. Dahulu itu dilaksanakan sesuai musim panen tapi sekarang, itu tinggal diatur pemerintah dengan gereja,” ujar Kaunang.
Di sisi lain, Dosen Sosiologi Agama di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado Dr. Denni Pinontoan MTh, beberapa waktu lalu menjelaskan, Pengucapan Syukur adalah tradisi kultural keagamaan Minahasa. Ia mengatakan, itu adalah cara orang-orang Minahasa secara kultural menyatakan syukurnya kepada Yang Ilahi.
“Kalau dahulu terutama berkaitan dengan panen padi atau hasil pertanian lainnya. Sekarang tentu sudah meluas yaitu sebagai syukur atas penyertaan dan berkat Tuhan dalam banyak hal,” ujar Denni Pinontoan.
Kemudian, lanjutnya, sebagai tradisi kultural keagamaan maka yang merayakannya siapa saja orang di tanah Minahasa. Dengan demikian, perayaannya tidak harus eksklusif satu gereja saja tapi semua orang di Tanah Minahasa yang masih menjalani tradisi itu.
“Perayaan pangucapan syukur juga merupakan tradisi kultural keagamaan sebagai wadah memperkuat hubungan kekeluargaan, kekerabatan dan solidaritas dengan saling baku pesiar antara orang-orang dari satu tempat ke tempat yang lain,” terangnya.
Sementara itu, Budayawan asal Sonder, Fredy Wowor beberapa waktu lalu menegaskan, tradisi pengucapan syukur sebenarnya terkait dengan cara berpikir tou (orang) Minahasa.
“Aktivitas itu bagi tou Minahasa merupakan siklus hidup. Di siklus ini ada fase menanam benih, memelihara sampai panen. Disaat panen, mereka mengucap syukur, sekaligus sebagai fase awal untuk menanam yang baru. Ketika ada interaksi dengan Barat, kalau dalam konteks Sonder, di masa itu penginjil Graafland mulai mentransformasikan tradisi rumages ke tradisi Kristen, 1800-an akhir. Ketika sudah ada gereja, mereka mulai mengarahkan umat membawa persembahan syukur itu ke gereja,” papar akademisi Fakultas Ilmu Budaya Unsrat itu.
Ia juga menjelaskan, tradisi pengucapan syukur sangat berhubungan dengan tarian Maengket.
“Di saat pengucapan syukur, ada usaha pagelaran seni budaya seperti Maengket. Pengucapan syukur memang identik dengan ekspresi bahwa mereka diberkati, sebagai wujud syukur kepada Tuhan, karena itu mereka mewujudkan pemberian yang terbaik bagi Tuhan. Ini sebenarnya mau menjelaskan bagaimana tou Minahasa sejak zaman dulu, sangat menyatu dengan alam dan menyatu dengan Tuhan,” tandasnya. (jud)
Budaya
Hari Raya Ketupat di Kelurahan Jawa-Tondano, Bupati Kumendong Dan Istri Bersilaturahmi Dengan Tokoh Agama Muslim
Bupati Minahasa Jemmy S. Kumendong Dan Istri Bersilaturahmi Dengan Tokoh Agama Muslim di Kampung Jaton.
MINAHASA, inforakyatnews.com
– Momen Hari Raya Ketupat di Minahasa khususnya warga di Kelurahan kampung Jawa Tondano, menjadi tradisi seusai hari lebaran atau hari idul fitri, dimana disaat hari raya ketupat ini menjadi hari bersilaturahmi baik warga muslim begitupula warga non-muslim untuk saling bersalaman.
Tak terkecuali dengan menjalin keakraban antar umat beragama, Penjabat Bupati Minahasa Dr. Jemmy Stani kumendong, M.Si bersama Ketua TP-PKK Kabupaten Minahasa, Ny. Djenneke Kumendong- Onibala, M.Si, MSA mengunjungi salah satu tokoh agama umat muslim di kediamannya, Rabu, (17/4/2024)
Kunjungan Penjabat Bupati Minahasa disambut baik tokoh agama umat muslim di Kelurahan Kampung Jawa, Tondano Utara dalam rangka Silaturahmi di hari lebaran ketupat.
Hari Raya Lebaran Ketupat tersebut adalah sebuah tradisi peringatan hari raya Idul Fitri di Indonesia. Lebaran Ketupat atau Hari Raya Ketupat biasanya dilakasakan pada hari kedelapan setelah hari raya Idul Fitri, yang artinya pada 8 Syawal ditandai dengan memakan Ketupat.
Bupati Minahasa, Jemmy Kumendong dalam kesempatannya menyampaikan selamat merayakan hari raya ketupat bagi saudara-saudara kita umat muslim yang ada di tanah minahasa.
“Semoga dimomen hari raya lebaran ketupat ini membawah berkah bagi kita semua, atas nama pemerintah kabupaten minahasa, bersama keluarga Kumendong – Onibala mengucapkan selamat merayakan hari raya lebaran ketupat tahun 2024, mohon maaf lahir dan batin,” ucap Kumendong.(HerS)
Kultur
Meriah, Paskah WilKas Diapresiasi Walikota Caroll Senduk
TOMOHON, Inforakyatnews.com – Penatua (Pnt) Caroll J,A Senduk menghadiri Kegiatan Pawai Paskah Wilayah Kakaskasen yang dilaksanakan di GMIM Kakaskasen Eben Haezer. Jumat, (12/04/2024).
Kegiatan diawali dengan ibadah dan dikhadimi Pdt. Julien Sagay Karwur Sth. selaku Ketua BPMW Kakaskasen dan Ketua BPMJ Kakaskasen PNIEL.
kesempatan tersebut Pnt Caroll Senduk selaku Walikota Tomohon mengajak, Melalui kegiatan pawai Paskah ini, marilah kita menjalin kebersamaan dan persaudaraan.
“Kegiatan ini bukan menunjukan siapa yang terbaik melainkan bagaimana kita sebagai umat Tuhan boleh meneladani akan pengorbanan Kristus dan boleh menjadi teladan bagi orang lain. Oleh karena itu, perkenankan saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jemaat di wilayah Kakaskasen bahkan panitia yang telah mencetuskan berbagai kegiatan positif guna membangun kebersamaan seluruh Jemaat.” ungkap Walikot Coroll Senduk.
Walikota Carol juga beharap, dengan peristiwa kebangkitan Kristus mampu memberikan sukacita dan memberikan pengharapan untuk kehidupan kekal serta keselamatan kita selaku umat Kristiani.
Usai ibadah dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan kebersamaan Pelsus di tandai dengan pelepasan balon gas dan penabuhan Tambor tanda buka oleh Walikota bersama BPMW Kakaskasen.
Pawai dengan berbagai ornamen Paskah, narasi dan gambar-gambar yang diambil dari lembaran Alkitab, diikuti oleh Jemaat se-Wilayah Kakaskasen, pawai start dan finish di GMIM Kakaskasen Eben Heazer dan jarak tempuh pawai ialah tiga kilometer.
Turut Hadir, Wakil Ketua DPRD Kota Tomohon Pnt. Drs. Johnny Runtuwene, DEA., Ketua TP-PKK Kota Tomohon Pnt, drg. Jeand’arc Senduk- Karundeng, Badan Pekerja Majelis Wilayah Kakaskasen, Κetua BPMJ Kakaskasen Eben Haezer Pdt. Sophia Goni Rau, M.Teol., Para Pendeta, Guru Agama, Pelayan Khusus dan Jemaat Se-Wilayah Kakaskasen.(wan/***)
Daerah
Toleransi Kuat, Pawai Takbiran di Langowan Raya Berjalan Aman dan Lancar
Pawai Takbiran di Langowan Raya Berjalan Aman dan Lancar.
LANGOWANRAYA, inforakyatnews.com – Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Langowan Timur menyelenggaran Pawai takbiran dalam rangka hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah yang dilaksanakan di Taman Cita Waya. Selasa (9/4/34).
“Kali ini ditahun 2024 giliran jamaah Masjid Baiturrahman yang ditunjuk PHBI yang menjadi tuan rumah sekaligus panitia lokal pada pelaksanaan kegiatan malam takbiran setelah sebelumnya ditahun 2023 yang menjadi tuan rumah adalah jamaah masjid At- Taqwa Langowan. Kegiatan ini juga disponsori oleh kerukunan arisan HKBI At-Taqwa, Hukmul dan HKBI Baitul Ikhlas yang didalamnya terdapat jamaah umat muslim di Langowan juga dukungan dari keempat Keimamaman Masjid dan BTM di langowan raya, “ujar Sekretaris PHBI Langowan Haris Tumbol.
Kegiatan ini berjalan aman dan lancar berkat dukungan dan Sinergitas antara Pemerintah Kecamatan Langowan Timur, Polres Minahasa, Koramil, Polsek Langowan, Polsek Langowan Barat, Polsek Kawangkoan, Polsek Tompaso serta berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) yaitu GP Ansor / Banser, Pakasaan Tou Langowan, LMI, dan Panji Yosua.
“Atas nama PHBI Kecamatan Langowan mengucapkan terima kasih kepada unsur aparat penegak hukum TNI/Polri, Pemerintah Kecamatan Langowan, Saudaraku umat kristiani yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakatan dan ormas adat, serta semua yang terlibat didalamnya yang telah menjaga dan mengawal sehingga kegiatan dimalam takbiran ini dapat berjalan dengan baik, aman, lancar dan kondusif, “ujarnya.
“Haris menambahkan bahwa tingkat toleransi antar umat beragama di kecamatan Langowan Raya begitu kuat, dengan adanya rasa tali persaudaraan yang begitu tinggi antara sesama umat beragama dengan saling menghormati, saling menjaga satu dengan lainnya, ” Ungkapnya sembari terus berharap agar silaturahmi ini dapat selalu terjalin agar dalam bermasyarakat dapat menjalani kehidupan yang rukun dan damai.
Diketahui, dalam kegiatan pawai takbiran dilepas langsung oleh Camat Langowan Timur Ir. Isye Libi Supit, yang diikuti oleh Kapolsek Langowan Iptu Edi Asri, Danramil Langowan serta sejumlah Tokoh Agama.(HerS)
- Daerah4 minggu ago
Jamin Perlindungan Peserta, Bupati Tendean Tanda Tangani MOU Pemkab Minahasa Dengan BPJS Ketenagakerjaan
- Politics4 minggu ago
Program Brilian CS-SR, Pengolahan Sampah An-Organik Untuk Bahan Baku Pelaku UMKM
- Tomohon4 minggu ago
Diamkan Baliho ‘Sandingan WLMM’, Bawaslu Tomohon Dipertanyakan
- Daerah4 minggu ago
Tindak Lanjut Program Nasional, Bupati Tendean Hadiri Rakor Terkait Pencegahan Pornografi
- Daerah3 minggu ago
Hukum Tua Dan Perangkat Desa Walewangko Ikuti Penyuluhan dan Kampanye Lingkungan Hidup
- Daerah4 minggu ago
Tindak Lanjut Rapat Bersama Kemendagri, Bupati Tendean Sidak Pasar Tondano bersama TPID
- Daerah4 minggu ago
Jelang FSPG 2024 di Kawangkoan, Ketum Watania Apresiasi Persiapan Panitia