Connect with us

Opini

Opini Rakyat: Menggugat Demokrasi Pipa

Published

on

Oleh: Tio Kaat

Demokrasi diambil dari kata demos dan kratos yang berarti ‘kekuasaan mutlak berasal dari rakyat’.

Nilai dari demokrasi selama berabad-abad telah diperjuangkan oleh para intelektual dan akademisi dunia ditandai dengan peradaban Yunani Kuno. Lahirnya para filsuf Yunani seperti, Socrates, Plato dan Aristoteles, demokrasi mulai gencar diperdebatkan di dalam ruang-ruang publik. Kematian Socrates adalah tanda bahwa demokrasi mengalami penurunan hak dan kebebasan berpendapat.

Semenjak abad ke-4 sampai 6 konsep hidup bernegara dalam sistem demokrasi dinarasikan terus-menerus. Kemudian, tahun-tahun revolusi Prancis 1789-1799 ditandai dengan runtuhnya sistem feodalisme kalah dari demokrasi. Politik sosial radikal Prancis mensimbolisasikan pemenggalan kepala raja sebagai kepala negara dan pemilik hak perogratif dalam menentukan kebijakan-kebijakan.

Pengaruhnya bagi sistem kenegaraan Indonesia adalah penerapan sistem Republik sebagai representasi bentuk pemerintahan moderen. Dalam konteks Indonesia, demokrasi telah menjadi penyanggah negara untuk menjamin kebebasan berpendapat dan dilindungi oleh konstitusi.

Demokrasi dalam konteks Indonesia era kontemporer, mulai dipertanyakan ditandai dengan pembungkaman, aktivis-aktivis pada masa Orde Baru (Orba). Wiji Thukul, Marsinah, Munir adalah sebagian dari aktivis-aktivis yang sampai saat ini mati-hilang secara misteri. Kompleksitas tersebut, menjadi tanggung jawab reformasi yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa Indonesia pada tahun 1998.

Sekarang sistem demokrasi dalam konteks Indonesia sedang mengalami ambivalensi ditandai dengan wacana kehadiran politik dinasti. Praktik ini kemudian menjadi wacana yang dinarasikan terus-menerus oleh para politikus dalam gagasan kritis untuk menolak terjadinya praktik tersebut.

Jika kadar kebebasan kedaulatan rakyat dipertanyakan ditandai dengan wacana politik dinasti maka demokrasi mengalami degradasi.

Demokrasi yang mengalami degradasi mulai terstruktur seperti cara kerja pipa. Substansinya demokrasi diambil alih oleh pemegang kuasa untuk mengontrol opini rakyat. Karenanya terjadi disubordinasi terhadap narasi demokrasi yang menjadikannya terpinggirkan.

Era pemilihan serentak dalam konteks Indonesia, demokrasi menjadi jembatan untuk mengehentar suara-suara sipil mencari ruang kebebasan dan keadilan.

Mengembalikan kembali demokrasi pada jalannya, opini sipil terus-menerus dinarasikan lewat wacana tulisan dan lisan sehingga stabilitas politis dalam kontek Indonesia dapat menuntun sistem demokrasi menemukan dasar kebebasannya.

Demokrasi dalam konteks Indonesia, kuat mengakar dalam narasi rakyat yang mencari ruang kebebasan dan keadilan. Melalui opini rakyat yang kritis tentang politik kontemporer ditandai dengan pemilihan serentak pada tahun 2024 menjadikan narasi rakyat sipil secara kolektif menjadi super-power (kekuatan) dalam mengontrol stabilitas sosio-politik. Karenanya, opini rakyat harus terus-menerus dinarasikan dalam bentuk tertulis maupun lisan pada konteks relasi keseharian masyarakat. (*)

Print Friendly, PDF & Email

Breaking News

PDI Perjuangan Tomohon Perkasa di Pileg 2024, “Bungkam” Sindiran Target 13 Kursi

Published

on

TOMOHON, inforakyatnews.com – Sempat bertebaran isu target dari ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kota Tomohon Caroll Senduk “impossible” untuk bisa meraih 13 kursi DPRD, nyatanya mampu ditunjukkan dengan hasil yang sangat memuaskan.

Pada beberapa waktu lalu Ketua DPC PDI-P Kota Tomohon Caroll Senduk menargetkan 13 kursi mampu diraih PDI-P Tomohon.

“PDI-P Kota Tomohon targetkan 13 kursi untuk pileg 14 Februari 2024 nanti,” ujar Caroll Senduk. (8/5) 2023.

Beragam kalangan pun beranggapan bahwa target dari DPC PDI-P Tomohon sangat sulit dan tidak akan mampu mencapai 13 kursi legislatif Tomohon.

Dikutip dari salah satu media online

Menurut mantan anggota DPRD Tomohon periode 2004-2009 Hanny Manuel Meruntu, memprediksikan maksimal PDIP memperoleh 9 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tomohon hasil Pemilu 2024 mendatang. Sudah sangat maksimal dan bisa saja hanya memperoleh di bawah itu.

‘’Kita realistis saja. Untuk Pemilu 2024, PDIP maksimal Sembilan kursi. Itu jika semua komponen solid dan aktif bergerak. Tapi, jika tidak bisa hanya memperoleh delapan kursi,’’ katanya, November 2023 lalu.

Dia pun merinci, beberapa caleg yang dapat memperoleh kursi yakni untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Tomohon 1 meliputi Kecamatan Tomohon Tengah dan Tomohon Timur, kans peraih kursi adalah Drs Harryanto Lasut MAP dan salah satu Abraham Wakas atau Hudson Bogia. Jika cukup, ketiga nama tersebut meraih kursi.

Sementara untuk Dapil Tomohon 2 di Kecamatan Tomohon Selatan, nama Syenni Supit dan dr Jerry Bororing yang disebutnya yang paling berpeluang jika memperoleh 2 kursi.

Dapil Tomohon 3 Kecamatan Tomohon Barat, Hamer sapaan akrabnya, menjagokan Netty Senduk. Untuk Dapil ini, dia memprediksi ada 4 partai politik yang akan memperoleh maisng-masing 1 kursi dari 4 yang diperebutkan. ‘’Partai lainnya adalah Partai Golkar, Gerindra dan Hanura. Tapi, jika Partai Hanura meleset, satu kursi itu akan jatuh ke PDIP atau Golkar,’’ katanya.

Untuk Dapil Tomohon 4 di Tomohon Utara, Hamer menyebut PDIP kans 3 kursi. Itu berasal dari Marco Nangka (Tinoor), Franky Oroh (Wailan) dan Drs Jhony Runtuwene (Kakaskasen)/Karlheinz Senduk (Kakaskasen Dua).

Hasil Quickcount Internal usai pemilu 14 Februari

Dari hasil Quickcount Internal usai pemilu 14 Februari, PDI-P sangat dominan di dapil 1 Tomohon (Tomohon Tengah/Timur) dan dapil 4 Tomohon (Tomohon Utara), sementara dapil 2 (Tomohon Selatan) PDI-P mampu meraih suara yang sangat siknifikan, begitu juga dapil 3 (Tomohon Barat).

Diperkirakan, dari hasil Quickcount Internal PDI-P Bisa sabet 15 kursi legislatif Tomohon, yang artinya melebihi 13 kursi dari target sebelumnya.

Sebut saja Karlheinz Putra Minahasa Senduk meraup suara 3646, terbanyak di Dapil 4. Hal ini diikuti oleh kader potensial PDIP, yakni Johny Runtuwene yang duduk diperingkat kedua dengan jumlah 2812 suara. Para caleg PDIP di Dapil 4 pun tetap tampil dominan, dimana untuk peringkat ketiga diraih Adolfien Supit dengan jumlah suara sebanyak 1818, posisi Keempat Franky Oroh dengan 1333 suara, posisi kelima ada Fecky Rumondor dengan jumlah suara mencapai 1015 suara, diikuti Vonny Mongdong 921 suara serta Marco Nangka 792 suara.

Caleg-caleg di Dapil 1 Kota Tomohon juga melejit. Seperti halnya Caleg nomor urut 5 Abraham Arthuro Wakas berhasil memperoleh suara terbesar dengan jumlah 2698 suara, diikuti Anita Mamesah 1838 suara, Rocky Poli 1664 suara, Maria Pijoh 1656 suara, Haryanto Lasut 1570 suara, Hudson Bogia 1088 suara, serta Cindy Langitan 40 suara.

Hal ini juga berlaku bagi Caleg di Dapil 2, yang meraih hasil signifikan. Seperti Ferdinand Mono Turang, Syalom Mokorimban dan Jerry Bororing. Akan halnya di Dapil 3, ada James Kojongian dan Santi Maria Runtu yang memperoleh suara signifikan. (wan)

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Minahasa

Kepedulian Ekologis: Masyarakat Sipil di Langoan Menggugat Kampanye Kotor

Published

on

Komunitas anak muda Langoan

Opini | inforakyatnews.com – Permasalahan lingkungan pada era globalisasi telah sampai pada tingkatan yang serius dan fundamental untuk dibahas secara realistis maupun teoritis. Akan tetapi tanggapan manusia tidaklah menunjukkan keseriusannya untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

Manusia masih menganggap alam hanyalah benda mati yang tidak berguna jika telah dipakai. Saat ini alam hanya dipandang dari satu sudut pandang saja sehingga posisi alam sangatlah lemah.

Aldo Leopold menjelaskan alam adalah representasi estetika kesetaraan antara makhluk hidup dan lingkungan berjalan bersama-sama tanpa peminggiran satu dengan yang lain.

Pada hari Sabtu 20 Januari 2024 beberapa komunitas anak muda Langoan melangsungkan kegiatan bersih-bersih. Kegiatan bersih-bersih biasanya diadakan oleh komunitas internasional WCD (World Clean up Day) yang ada di wilayah Langoan.

Kesadaran bersih-bersih ini bermulai dari gagasan dan narasi anak-anak muda Langoan dalam komunitas Gema Tou Rangow (Generasi Muda Orang Langoan).

Komunitas ini dibentuk pada 30/10/2023 yang dideklarasikan di Kafe dan Kebab 420, oleh sebagian anak muda Langoan. Tujuan dari komunitas ini adalah menarasikan terus-menerus daya nalar kritis terhadap politik, ekonomi, sosio-kultural maupun teologi lewat berliterasi dan melakukan eksekusi kegiatan seperti bersih-bersih.

Sebelumnya, Langoan sudah menjadi ruang atau momentum politik para Caleg menciptakan citra yang baik kepada masyarakat. Beredarnya kampanye-kampanye kotor seperti menjual nama orang lain demi kepentingan kelompok tertentu adalah kekerasan yang mencelakai politik menjadi kotor.

Dalam arsitektur sosial di masyarakat, tidak hanya terbatas pada aspek tata letak bangunan-bangunan yang indah melainkan kesadaran psikologis manusianya seperti menjaga demokrasi tetap sehat.

Memang aksi yang dilakukan oleh komunitas anak muda Langoan dengan melakukan bersih-bersih kampung merupakan kritik terhadap kampanye-kampanye kotor dari para politikus.

Kami kwa da ba bersih-bersih ini bukang cuman sekedar bersih-bersih sampah karna sampah di Langoan so sangat berkurang, dia pe masyarakat so tau membuang sampah pa dia pe tampa, maar kami da ba bersih-bersih ini mo kase bilang pa politikus-politikus supaya bersih bernarasi dalam kampanye-kampanye hari ini”, ujar Brily Tiwa, pemuda Langoan (partisipan) saat membersihkan sampah di bagian taman cita waya Langoan.

Komunitas anak muda Langoan

Aksi yang dilakukan oleh komunitas anak muda Langoan adalah bentuk ekspresi kebebasan sipil di Langoan untuk menginterupsi kampanye-kampanye kotor lewat bersih-bersih sampah.

Selain itu, kesadaran, kebijaksanaan melekat dalam kehidupan sehari-hari orang Langoan sehingga tidak dapat dibodohi dengan narasi-narasi kotor. Dasar inilah yang menjadikan masyarakat sipil Langoan dapat memastikan masa depan generasi muda di Langoan tetap mencintai nilai-nilai ekologis dan demokrasi dalam momentum politik untuk tetap bersih berjalan pada tatanan sistem.

Berdasarkan eksposisi di atas, menjelaskan betapa pentingnya kebersihan secara sosial maupun arsitektur psikologis daerah untuk tetap berada pada jalan kebenaran dan keadilan tanpa mencelakai pihak-pihak tertentu.

Generasi anak muda Langoan telah menampilkan ketidakberpihakan pada golongan partai tertentu, melainkan merepresentasikan netralitas tanpa batas dalam momentum-momentum politik di tahun 2024. Karena itu, kebersihan paripurna meliputi politik juga merupakan bagian dari melanggengkan keadilan dan kebenaran yang ditransmisikan kepada generasi-generasi berikutnya. (Tio Kaat)

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Headline

Hubungan Antar Agama Dalam Masyarakat Majemuk Agama di Sulut

Published

on

Oleh : Frinz Kaat

 

Tajuk Opini – “Torang samua basudara,” begitulah semboyan masyarakat Sulawesi Utara.

Sulawesi Utara adalah satu dari beberapa daerah di Indonesia yang memiliki kehidupan damai dengan struktur masyarakat yang heterogen.

Bukit kasih di Minahasa menjadi simbol keberagamaan antar umat beragama. Di puncak bukit kasih dibangun lima rumah ibadah dari setiap agama yang diakui di Indonesia.

Di sana juga terdapat tugu toleransi yang bukan hanya sekadar monumen untuk berfoto. Namun, merupakan monumen yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang penuh toleransi antar umat beragama.

Tugu toleransi © Wikipedia common

Toleransi langsung terbentuk dari kehidupannya dalam masyarakat yang heterogen. Ini bukan sekadar praktik pengetahuan, tapi merupakan pola kehidupan yang telah terbangun dalam masyarakat, sehingga pendidikan toleransi sudah didapatkan sejak dari kecil.

Kerukunan umat beragama sudah sangat dewasa dalam masyarakat Sulawesi Utara. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi tetap satu)”, benar-benar diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Di tengah gempuran isu intoleransi yang tak kunjung selesai disoalkan. Kerukunan beragama dalam masyarakat Sulawesi Utara bisa menjadi pelajaran dan pengingat bagi masyarakat Indonesia saat ini, betapa pentingnya menjaga persatuan.

Di tengah banyaknya kasus Intoleransi di berbagai daerah di Indonesia, kenyataan membuktikan bahwa masyarakat Sulawesi Utara tetap hidup dalam suasana penuh toleransi di tengah kemajemukan yang ada, perbedaan agama, suku, ras, bahasa dan budaya.

Nilai budaya/kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara: Si Tou Timou Tumou Tou (Manusia Hidup untuk Memanusiakan Orang Lain), Mapalus (Gotong-royong) dan Torang Samua Basudara (Kita Semua Bersaudara) mampu membuat masyarakat Sulawesi Utara hidup dalam suasana penuh toleransi, sehingga bisa diadopsi dan dikembangkan menjadi model pendidikan toleransi.

Ketiga nilai budaya ini terimplementasi secara konkrit dalam kehidupan konkrit masyarakat yang tidak membeda-bedakan asal-usul suku, agama, etnis dari masyarakat. (Tio)

 

Print Friendly, PDF & Email
Continue Reading

Trending